Jumat, 23 Desember 2011

Report Book

Yah, buku laporan. InsyaALLAH besok kami bakal dibagiin buku laporan nilai kami selama 1 semester. Dan kali ini, eksklusifnya, kami ngambil sendiri buku raport tanpa perlu membawa orang tua. Banyak yang bersyukur karena pastinya sang emak ataupun babe gak bakal menyampaikan keluh kesah soal nilai anaknya di depan umum. Berarti harga diri masih terjaga di depan umum #eaaa. Dan gak bakal ada teriakan sang emak atau babe karena nilai anaknya susah dibaca *saking suramnya nilai itu*. Tapi serius, aku malah bingung.

Kebiasaanku saat pembagian raport saat SMA ya bawa emak, dan 2 ekor *heh?* adikku yang raportnya udah diambil duluan. Kalo SD atau SMP biasanya raport adikkku yang pertama yang diambil duluan. Agak aneh rasanya kalo emak gak ikutan ambil raport. Kadang emakku ngobrol sama wali kelas, atau teman sekelas. Dan biasanya adikku yang nanya sama teman-teman siapa cowokku sekarang *emang adikku itu pertanyaannya dari tahun ke tahun gak diganti-ganti, karena jawabannya selalu enggak ada*.

Kadang emak ngasih tausiyah *eh?* tiap bagi raport. Gak ada istilah muji-muji sih, tapi ya cuma bilang pertahankan nilainya, kalo bisa ditingkatin. Setelah itu emak langsung cerita soal wali kelas atau guru yang jumpa sama emak. Pernah sekali, waktu SMP, guru kesenianku jumpa aku, emak sama 2 adikku waktu selesai bagi raport. "Iva, ibu kamu mana?" tanya ibu ini saking polosnya. "Saya bu, ibunya Iva", kata emakku memperkenalkan diri. "Eh, ini ibunya? Saya kira kakaknya", ceplos ibu ini sambil ketawa. Dan setelah itu, seminggu penuh emakku cerita itu-itu aja, ke aku, adik-adikku, ayah, sampe ke sodara. Bahkan sampe sekarang emakku masih ingat dengan cerita itu. Dan kalo cerita itu selalu ditutup dengan kalimat: "Berarti kalo gak muka ibu yang muda, mukamu yang tua". =.=

Yaudahdeh, tunggu besok gimana hasil raportku yang tercinta itu. Semoga gak sesuram langit sore ini. Kalo hati aku eummmmm~ *berniat gombal tapi enggak jadi*

0 comments:

Posting Komentar