Sabtu, 18 Februari 2012

Nyahahahaha~ *datang-datang teriak, entah anak siapa ini!* Assalamu'alaikum yaa teman-teman. Maap ye di Februari penuh warna ini aku baru datang mengunjungi kalian wahai para fansss~ *please lah ya you never be changed -/-* Yaah begitulah, semenjak bulan Januari kemaren aku disibukkan dengan berbagai aktivitas persiapan kelulusan plus jadi mahasiswa. That needs very long time to prepare that all detailly, makanya aku gak sempat lagi berkunjung menyambangi fans-fansku yang tak kunjung bertambah gigigigigi *ketawa model baru*.

Naah, what will you talk about, Neng? Yayaya, sabar sebentar. Sebelum menceritakan apa yang sudah kurencanakan untuk diceritakan, aku mau mengatakan sesuatu. Aku udah daftar di SNMPTN Undangan looh~ Actually that's not really important to publish to everyone here, but because I'm a gooood girl *heh?!?*, I'd like to share that one to readers. Oya, maap yah kalo aku agaknya mencampurkan bahasa disini. Latihan buat jadi mahasiswa xDDD

Oke, tanpa cap cip cup kembang kuncup lagi langsung sajalah kita menuju ke pokok pembahasan *buka silabus* *dilempar* *tutup silabus cepat-cepat*. Sebenarnya ini adalah fenomena biasa *di mata orang pada umumnya*, dan sepertinya i have ever published this one to you, readers. Tapi aku pikir, semakin mau tamat kok ya hal ini semakin merajalela. And i think, this one is the serious problem, more serious than about a hen thief *=.=*. What's that? Pacaran.

Gegegege~ Elu bilang itu masalah, Neng? Udah penampakan biasa kale. Dirimu ajanya yang agaknya sedikit kampungan. Malah jomblo itu enggak asik, Va. Do you know that i'm well-known because of my relationship? Oh, anak itu, kan pacaran sama dia. Aku kenal cowoknya. Trus, pacaran itu jelas enak. Aku makan bisa gratisan *ini orang kayaknya yang biasa nunggu diskon sebelum belanja*. Aku pulang ada yang nganter jemput. Aku tidur ada yang bangunin. PR aku enggak siap dia mau bantu aku ngerjainnya. Apa lagi coba? Enak lo! Dirimu aja yang enggak pernah coba~

Yaaah, itulah komentar orang-orang kalo mereka denger pacaran adalah masalah serius. Saking seriusnya yang lain pada nganggep lumrah. Biasa. Malah makin banyak orang pacaran, mendayu-dayu, ayang mengayang sama pacarnya, terus kalo jumpa lengket kayak perangko, en saking lengketnya dia mikir kalo selain pacar itu enggak penting, utamakan pacar dulu. Enak ya? Nah, kalo putus, mau bilang apa?

Jelasnya, dalam agama, pacaran itu *apalagi pacaran model zaman sekarang* itu mendekati zina, jadi kudu dijauhi sama ummat Islam. Apalagi metodenya kayak amplop sama perangko. Tangan menjalar entah kemana. Pas tiba waktu enggak cocok, putus, nyesal. Mau minta tanggung jawab, mau diapain? Yang namanya pacaran pasti aja ada mendekati ke arah itu. Entahpun enggak dari fisik, dari bathin pun bisa. Dari SMS, telepon, ujung-ujungnya ke arah sana. Aku cinta kamu sampai kapanpun. Nah, kalo Allah enggak menjodohkan dia untuk kita gimana, hayo? Kata-kata itu kan bisa dituntut pertanggungjawabanya...

Kalo kita tinjau dari segi kemanusiaan, pacaran itu enggak manusiawi sebenarnya. Karena kalo yang namanya pacaran, yang lain pada enggak terlalu dipeduliin. Walaupun banyak yang bilang, "mana mungkin terjadi sama aku?!?", tapi entah kenapa rata-rata hal itu terjadi sama orang yang pacaran. Teman, sahabat, sodara, bahkan orang tua pun dicuekin. Padahal sebenarnya, kita jauh lebih butuh perhatian mereka. Lebih berharga perhatian dari 10 orang kan dibanding hanya dari 1 orang?

Dan pacaran itu makin mewabah. Meskipun mereka bilang, aku kan enggak melakukan apa-apa sama dia, aku kan enggak nyentuh dia, aku kan enggak blablabla, tapi tetep aja. Kayak dibilang yang sebelumnya, lewat dunia maya pun semua bisa terjadi. Gak perlu dibeberkan lagi deh kasus-kasus apa yang terjadi gara-gara pacaran, apalagi dalam dosis yang berlebihan. So dangerous for all people around us. And also for us.

Jadi, gimana? Bukan berarti enggak boleh suka, kagum sama orang. Jatuh cinta itu fitrah kok. Tapi kita masih butuh Allah, orang tua, sodara, sohib, teman, dan orang-orang lain di sekitar kita. Tentunya kita enggak mau ngecewain banyak orang cuma gara-gara 1 orang, kan? Cukuplah kita mengaguminya, karena kalo berlebihan semuanya bisa terbalik, kita malah membencinya seumur hidup. Jadi, hati-hati dalam memakai hati, karena semua pasti diminta pertanggungjawabannya. Karena jodoh itu rahasiaNya. Cukuplah kita mencintai jodoh kita sepenuh hati karenaNya :')

Semoga penulisnya juga bisa istiqamah yaaa ^-^